Dalam
konteks kampung
Anggota-anggota sesebuah
kampung biasanya memiliki perhubungan kekerabatan secara umum di antara satu
sama lain, dan hal ini mempunyai manifestasi dalam bentuk-bentuk panggilan,
misalnya Pak Mat, Pak Cu, Pak Man dan sebagainya. Tetapi di dalam sesebuah
kampung itu terdapat juga orang-orang lain yang tidak tergolong dalam kaum
kerabat, seperti orang-orang yang mendatang, guru-guru dan pegawai-pegawai yang
dihantar bertugas dan orang-orang yang terasing dari status, sama ada bersifat
tradisional, misalnya ketua kampung. Dalam perkara ini, terdapat dua faktor
harus diberi pertimbangan, iaitu :
1. Umur atau status ialah dua faktor
dalam penggunaan kata ganti, dan
2. Terdapat secara perbandingan,
gejala jarak di antara penutur-penutur yang tidak menjadi anggota keluarga
seseorang.
Oleh itu, bagi pola bahasa Kasar (BK) – bahasa Halus (BH) kata ganti orang
pertama jarang diambil alih oleh bahasa
panggilan (BP), tetapi kata ganti orang kedua digantikan dengan BP oleh
pihak yang lebih ‘rendah’ kepada yang lebih tinggi.
i) BK
- BH, digunakan oleh :
a) Orang tua dengan muda
b) Pihak yang lebih tinggi dengan yang
lebih rendah.
Misalnya :
Situasi
1
Pak
Cu : Mad, aku hendak ajak engkau ke rumahku
Mad
: Mengapa Pak Cu hendak ajak saya ke rumah Pak Cu?
Situasi
2
Penghulu
kepada :
Penutur
yang tua : Pak Cu, tolong bawa
barang ini ke rumah saya.
Penutur
yang muda : Samad, bawa barang ini ker rumahku
Pak
Cu dan Man : Baik Tuk Penghulu, nanti saya bawakan.
No comments:
Post a Comment